Ada berapa colokan listrik di rumah Anda, dan berapa jumlah barang elektronik yang Anda gunakan? Kebutuhan barang elektronik membuat colokan listrik setiap ruang*tak cukup satu.
Saya teringat ketika seorang blogger pernah menanyakan follower tentang jumlah colokan listrik disetiap ruang. Dan saya berpikir bahwa satu colokan listrik di dinding tak mampu melayani kebutuhan handphone milik saya. Ini bukan kesalahan desain, karena pada dasarnya karyawan yang membangun rumah masih beranggapan bahwa colokan listrik disetiap ruang tak lebih dari satu. Lalu, apakah kita harus menambahkan lubang di dinding demi barang elektronik yang semakin banyak? Atau hanya menyediakan konektor dengan colokan listrik lebih dari empat?
Butuh lebih banyak sambungan listrik
Zaman Elektronik
Hidup di zaman elektronik ternyata tak menyenangkan, apalagi ketika harus bergantian menggunakancolokan listrik . Saran, rumah yang saya tinggali bukanlah kelas mewah atau hasil desain saat ini.Begitupun, desain rumah baru yang ada sekarang sering melupakan tentang satu hal yang mungkin dianggap tak begitu penting. Kenapa harus ada konektor colokan listrik jika kita membangun rumah saat ini?Mengaturnya sedemikian rupa membuat penghuni nyaman tanpa harus antri menggunakan colokan listrik di jam tertentu, terlebih pagi hari.
Tak dipungkiri, kini hampir setiap orang memiliki lebih dari satu gadget dalam genggaman mereka. Tentunya jika Anda masih menggunakan desain ruang lama, sang konektor senantiasa mendampingi. Untuk saya sendiri membutuhkan empat colokan listrik, belum lagi penghuni rumah lainnya yang terkadang memaksa untuk bergantian.
Sambungan colokan listrik bukan hal penting tapi resiko yang akan kita hadapi bukan sekedar emosi karena berbagi, tapi juga bisa berujung musibah kebakaran.
Hanya karena colokan listrik, hubungan singkat sering terjadi dan tidak sedikit berujung kebakaran. Kita telah melupakan satu pantangan dalam menggunakan listrik, dan itu bukan masalah kalau hanya dipenuhi dengan charger. Para Ibu sering tak sadar menggunakan satu koneksi untuk berbagi dengan gosokan, TV, dan kipas angin. Kalau kabel yang digunakan cukup tebal mungkin mereka bisa terhindar dari musibah ini, kalau tidak?
Arti semua ini bukan berujung pengurangan barang elektronik yang terkadang menyusahkan dengan tagihan listrik membengkak. Tapi, bagaimana kita mengatur ru`ng dengan kebutuhan colokan listrik dan bukan menambah sambungan.
Saya teringat ketika seorang blogger pernah menanyakan follower tentang jumlah colokan listrik disetiap ruang. Dan saya berpikir bahwa satu colokan listrik di dinding tak mampu melayani kebutuhan handphone milik saya. Ini bukan kesalahan desain, karena pada dasarnya karyawan yang membangun rumah masih beranggapan bahwa colokan listrik disetiap ruang tak lebih dari satu. Lalu, apakah kita harus menambahkan lubang di dinding demi barang elektronik yang semakin banyak? Atau hanya menyediakan konektor dengan colokan listrik lebih dari empat?
Butuh lebih banyak sambungan listrik
Zaman Elektronik
Hidup di zaman elektronik ternyata tak menyenangkan, apalagi ketika harus bergantian menggunakancolokan listrik . Saran, rumah yang saya tinggali bukanlah kelas mewah atau hasil desain saat ini.Begitupun, desain rumah baru yang ada sekarang sering melupakan tentang satu hal yang mungkin dianggap tak begitu penting. Kenapa harus ada konektor colokan listrik jika kita membangun rumah saat ini?Mengaturnya sedemikian rupa membuat penghuni nyaman tanpa harus antri menggunakan colokan listrik di jam tertentu, terlebih pagi hari.
Tak dipungkiri, kini hampir setiap orang memiliki lebih dari satu gadget dalam genggaman mereka. Tentunya jika Anda masih menggunakan desain ruang lama, sang konektor senantiasa mendampingi. Untuk saya sendiri membutuhkan empat colokan listrik, belum lagi penghuni rumah lainnya yang terkadang memaksa untuk bergantian.
Sambungan colokan listrik bukan hal penting tapi resiko yang akan kita hadapi bukan sekedar emosi karena berbagi, tapi juga bisa berujung musibah kebakaran.
Hanya karena colokan listrik, hubungan singkat sering terjadi dan tidak sedikit berujung kebakaran. Kita telah melupakan satu pantangan dalam menggunakan listrik, dan itu bukan masalah kalau hanya dipenuhi dengan charger. Para Ibu sering tak sadar menggunakan satu koneksi untuk berbagi dengan gosokan, TV, dan kipas angin. Kalau kabel yang digunakan cukup tebal mungkin mereka bisa terhindar dari musibah ini, kalau tidak?
Arti semua ini bukan berujung pengurangan barang elektronik yang terkadang menyusahkan dengan tagihan listrik membengkak. Tapi, bagaimana kita mengatur ru`ng dengan kebutuhan colokan listrik dan bukan menambah sambungan.