Pembentukan kepribadian sangat penting bagi setiap orang trerutama seorang anak. Kepribadian yang baik akan menumbuhkan sikap yang baik, dan kepribadian yang buruk akan menumbuhkan sikap yang buruk. Kepribadian seseorang dibentuk oleh lingkungannya, baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Ada dua lingkungan yang sangat mencolok yaitu lingkungan pedesaan dan perkotaan.
Yang pertama lingkungan di pedesaan erat kaitannya dengan sikap saling tolong menolong, simpati, empati dengan sesama. Keluarga juga mengajarkan kepada anaknya kemandirian, sopan santun, saling menghargai dan menghormati. Sifat kekeluargaan antar tetangga sangat terasa. Pembentukan karakter pada anaknya pun juga sangat baik.
Pembentukan karakter seorang anak dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan atau permainan-permainan yang ia lakukan. Permainan yang dilakukan oleh anak-anak desa lebih baik daripada di kota. Jenis-jenis permaiannya mengajarkan kekreatifan dan petualangan. Sehingga kepribadian anak lebih berani, pintar, dan kreatif. Alat permainannya pun masih tradisional dan biasanya mereka membuatnya sendiri. Contohnya seperti tembakan tanpa peluru yang terbuat dari batang daun pisang, mobil-mobilan dari barang bekas, permainan gundu, dan lain-lain. Permainan-permainan itu biasanya dimainkan bersama dengan teman-teman sebayanya, sehingga melatih hubungan sosial dengan orang lain. Arena permainannya pun di pesawahan, kebun, dan hutan yang penuh dengan medan-medan menantang yang baik untuk berpetualang dan membentuk keberanian dalam diri anak. Cara belajar di sekolah pun lebih tradisional, jarang sentuhan tekhnologi, sehingga perkembangan otaknya pun lebih cepat dan kuat.
Sedangkan di lingkungan perkotaan pendidikan karakter dan kepribadian sangat minim. Masyarakat cenderung hedonis dan apatis. Hedonis artinya suka berhura-hura, bermegah-megahaan dan rasa gengsi, sedangkan apatis adalah sikap tidak peduli terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya. Lingkungan di perkotaan yang serba cepat tidak memberikan waktu bagi masyarakat disana hanya sekedar untuk*bertegur sapa dengan tetangga. Yang mereka fikirkan hanya aktivitas dan kepentingan pribadi. Rutinitas kegiatan setiap hari benar-benar membuat penghuni kota berkepribadian seperti robot. Mereka berangkat pagi dan pulang sore. Pribadi profit oriented membuat mereka lebih fokus kepada pekerjaannya daripada meluangkan waktu untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Bahkan terkadang mereka tak mengenal tetangganya sendiri yang rumahnya satu dinding dengannya.
Pembentukan kepribadian anak kota lebih praktis, sehingga anak cenderung mewarisi kepribadian orang tua dan lingkungannya yang apatis. Mereka biasanya kekurangan kasih sayang orang tua, karena orang tua mereka lebih sibuk bekerja daripada menemani anaknya untuk membentuk kepribadiannya. Sehingaa si anak pun mencari jati dirinya sendiri dengan meniru-niru lingkungannya. Sehingga tak aneh jika banyak penyimpangan-penyimpangan remaja kota. Permainan yang mereka lakukan sudah dikelilingi oleh tekhnologi-tekhnologi canggih, seperti PSP, Games Komputer, Internet, Time Zone yang membentuk kepribadian malas dan kurang melatih hubungan sosial, kekreatifan, keberanian, dan kemandirian. Arena bermain mereka pun tak baik yaitu mall-mall, cafe, diskotik dll. Pantas saja jika mereka hedonis dan apatis. Pendidikan di sekolah pun di dominasi dengan sistem pendidikan yang memanjakan dan menumpulkan otak anak. Dengan adanya tekhnologi dalam belajar memang baik dari segi keefektifan belajar, tapi tidak baik bagi pengembangan otak anak.
Mungkin di pedesaan kita tidak akan menemukan segala kemudahan dalam melakukan aktifitas daripada di kota, akan tetapi justru kemudahan-kemudahan di kota tersebut akan membentuk kepribadian yang lemah pada diri anak.
Jadi sekarang anda tinggal pilih, mau tinggal di desa atau di kota. Akan tetapi dimana pun anda berada yang pasti bentuklah kepribadian yang baik pada diri anda dan keluarga anda terutama anak anda.