Pantas saja bila seekor merpati pos di Kolombia terengah-engah. Ditakdirkan membawa surat, burung ini justru disuruh menjalankan tugas yang penuh berisiko dan teramat berat, yaitu membawa paket ganja dan kokain ke penjara di kota Bucaramanga.
Menurut stasiun berita Fox News, Rabu 19 Januari 2011, sipir penjara dengan mudah menangkap burung yang sudah kelelahan itu di luar tembok. Di punggungnya, terdapat kantung berisi ganja dan kokain seberat 45 gram.
Menurut komandan polisi Bucaramanga, Jose Angel Mendoza, ini adalah modus baru bagi para napi untuk mendapatkan narkoba. Mendoza mengatakan bahwa merpati pos itu tidak mampu membawanya terbang sehingga tidak dapat melalui tembok penjara.
Dua orang sipir penjara dapat menangkap merpati itu tanpa kendala yang berarti. “Kami menemukan burung itu beberapa meter dari tembok mencoba terbang dengan paket tersebut. Namun karena kelebihan beban, burung itu tidak berhasil melancarkan misinya,” ujar Mendoza.
Mendoza mengatakan kemungkinan merpati pos itu dilatih oleh narapidana atau temannya di luar penjara. Saat ini, tengah diselidiki siapa yang mengirimkan dan akan menerima paket itu.
Ini bukan kali pertama kepolisian Kolombia menghadapi kasus dimana binatang digunakan sebagai sarana kejahatan. Sebelumnya pada September tahun lalu, dilansir dari stasiun berita Sky News, polisi berhasil mengamankan seekor kakaktua yang digunakan oleh anggota geng pengedar narkoba sebagai pengawas.
Kakaktua telah dilatih untuk memberikan sinyal jika pada lokasi geng tersebut bertransaksi terlihat polisi mendekat. Menurut laporan kepolisian, terdapat 1000 ekor burung kakaktua yang dilatih untuk menjadi pengawas polisi di Kolombia.
“Kami mendapatkan kakaktua yang ketika melihat polisi akan berteriak “lari! Lari!”,” ujar komandan polisi kota Barranquilla, Fredy Veloza.
Menurut stasiun berita Fox News, Rabu 19 Januari 2011, sipir penjara dengan mudah menangkap burung yang sudah kelelahan itu di luar tembok. Di punggungnya, terdapat kantung berisi ganja dan kokain seberat 45 gram.
Menurut komandan polisi Bucaramanga, Jose Angel Mendoza, ini adalah modus baru bagi para napi untuk mendapatkan narkoba. Mendoza mengatakan bahwa merpati pos itu tidak mampu membawanya terbang sehingga tidak dapat melalui tembok penjara.
Dua orang sipir penjara dapat menangkap merpati itu tanpa kendala yang berarti. “Kami menemukan burung itu beberapa meter dari tembok mencoba terbang dengan paket tersebut. Namun karena kelebihan beban, burung itu tidak berhasil melancarkan misinya,” ujar Mendoza.
Mendoza mengatakan kemungkinan merpati pos itu dilatih oleh narapidana atau temannya di luar penjara. Saat ini, tengah diselidiki siapa yang mengirimkan dan akan menerima paket itu.
Ini bukan kali pertama kepolisian Kolombia menghadapi kasus dimana binatang digunakan sebagai sarana kejahatan. Sebelumnya pada September tahun lalu, dilansir dari stasiun berita Sky News, polisi berhasil mengamankan seekor kakaktua yang digunakan oleh anggota geng pengedar narkoba sebagai pengawas.
Kakaktua telah dilatih untuk memberikan sinyal jika pada lokasi geng tersebut bertransaksi terlihat polisi mendekat. Menurut laporan kepolisian, terdapat 1000 ekor burung kakaktua yang dilatih untuk menjadi pengawas polisi di Kolombia.
“Kami mendapatkan kakaktua yang ketika melihat polisi akan berteriak “lari! Lari!”,” ujar komandan polisi kota Barranquilla, Fredy Veloza.