Apa yang Anda lakukan ketika sedang suntuk, sedang marah, atau ingin menjauhkan diri dari rutinitas yang mulai membuat jenuh? Apakah dengan jalan-jalan ke mal, travelling sendiri ke daerah-daerah, atau mengurung diri saja di kamar untuk membaca atau menonton film? Pernahkah terlintas untuk menjajal olahraga alam?
Sebagian orang memang menemukan kenikmatan dari kehidupan dengan beraktivitas di alam. Contohnya mendaki gunung, arung jeram, memancing, bersepeda, hunting foto, atau panjat tebing.
"Tetapi, sekadar menikmati pemandangan alam juga bisa saja. Misalnya kita duduk-duduk di kafe, di Puncak, sambil menikmati pemandangan," ujar Dra Ami Saragih, MPsi, dalam talkshow "Belajar Sehat dari Alam", yang diadakan oleh majalah MORE Indonesia dan Yayasan Lupus Indonesia di fX, Senayan, Jakarta.
Ada beragam motivasi seseorang untuk menjalani olahraga alam. Ada yang ingin menghilangkan stres dari rutinitas, menghindari keramaian kota dan mencari ketenangan dari alam, mencari kepuasan pribadi, hingga motivasi spiritual seperti mendekatkan diri pada Tuhan dengan mengagumi segala bentuk ciptaanNya.
Namun, ada satu hal penting yang dilupakan orang dengan beraktivitas di alam. Yaitu bahwa alam bisa memberikan kematangan fungsi individu, baik intra-personal (terhadap diri sendiri) maupun inter-personal (terhadap orang lain), dan fungsi kelompok. Untuk diri sendiri, misalnya, olahraga alam bisa meningkatkan kepercayaan diri, harga diri, menjernihkan pikiran, keberanian menghadapi tantangan, tahan terhadap stres, fokus, dan waspada.
"Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena alam itu menyediakannya. Kita belajar fokus, misalnya saat menyiapkan peralatan untuk mendaki gunung. Kita juga berlatih untuk berani, karena itu olahraga alam juga dianjurkan untuk anak-anak. Bagaimana saat harus melompati sungai, atau berjalan dalam hujan, misalnya," tutur Ami, yang aktif dalam Yayasan Kelana, organisasi nirlaba yang memberi perhatian pada pentingnya pengetahuan tentang lingkungan alami bagi anak-anak.
Bila kita telah memiliki kematangan fungsi dalam diri, kita juga akan mendapatkan kematangan fungsi saat menghadapi orang lain. Anda tentu tahu, ketika sedang outbound, atau beraktivitas di alam, orang seringkali menampakkan sifat-sifat aslinya. Situasi alam yang ekstrim, menurut Ami, memang membuat orang menjadi lebih ekspresif. Namun ketika kita memiliki kematangan terhadap diri sendiri, kita jadi lebih mudah diterima orang lain, lebih mudah beradaptasi dengan situasi dan berbagai jenis orang. Dengan sendirinya, kita juga bisa lebih kompak saat bersama kelompok, dan lebih tahan tantangan.
Karena itu, ketika Anda telah "menguasai" alam, bukan tak mungkin fisik maupun psikis Anda menjadi lebih sehat. Saat jiwa Anda sehat, seluruh fungsi psikologis Anda bekerja optimal. Anda merasa produktif, dan puas, dan ketika kembali ke rutinitas sehari-hari, Anda lebih dapat menikmati kehidupan.
ref: kompas.com
Sebagian orang memang menemukan kenikmatan dari kehidupan dengan beraktivitas di alam. Contohnya mendaki gunung, arung jeram, memancing, bersepeda, hunting foto, atau panjat tebing.
"Tetapi, sekadar menikmati pemandangan alam juga bisa saja. Misalnya kita duduk-duduk di kafe, di Puncak, sambil menikmati pemandangan," ujar Dra Ami Saragih, MPsi, dalam talkshow "Belajar Sehat dari Alam", yang diadakan oleh majalah MORE Indonesia dan Yayasan Lupus Indonesia di fX, Senayan, Jakarta.
Ada beragam motivasi seseorang untuk menjalani olahraga alam. Ada yang ingin menghilangkan stres dari rutinitas, menghindari keramaian kota dan mencari ketenangan dari alam, mencari kepuasan pribadi, hingga motivasi spiritual seperti mendekatkan diri pada Tuhan dengan mengagumi segala bentuk ciptaanNya.
Namun, ada satu hal penting yang dilupakan orang dengan beraktivitas di alam. Yaitu bahwa alam bisa memberikan kematangan fungsi individu, baik intra-personal (terhadap diri sendiri) maupun inter-personal (terhadap orang lain), dan fungsi kelompok. Untuk diri sendiri, misalnya, olahraga alam bisa meningkatkan kepercayaan diri, harga diri, menjernihkan pikiran, keberanian menghadapi tantangan, tahan terhadap stres, fokus, dan waspada.
"Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena alam itu menyediakannya. Kita belajar fokus, misalnya saat menyiapkan peralatan untuk mendaki gunung. Kita juga berlatih untuk berani, karena itu olahraga alam juga dianjurkan untuk anak-anak. Bagaimana saat harus melompati sungai, atau berjalan dalam hujan, misalnya," tutur Ami, yang aktif dalam Yayasan Kelana, organisasi nirlaba yang memberi perhatian pada pentingnya pengetahuan tentang lingkungan alami bagi anak-anak.
Bila kita telah memiliki kematangan fungsi dalam diri, kita juga akan mendapatkan kematangan fungsi saat menghadapi orang lain. Anda tentu tahu, ketika sedang outbound, atau beraktivitas di alam, orang seringkali menampakkan sifat-sifat aslinya. Situasi alam yang ekstrim, menurut Ami, memang membuat orang menjadi lebih ekspresif. Namun ketika kita memiliki kematangan terhadap diri sendiri, kita jadi lebih mudah diterima orang lain, lebih mudah beradaptasi dengan situasi dan berbagai jenis orang. Dengan sendirinya, kita juga bisa lebih kompak saat bersama kelompok, dan lebih tahan tantangan.
Karena itu, ketika Anda telah "menguasai" alam, bukan tak mungkin fisik maupun psikis Anda menjadi lebih sehat. Saat jiwa Anda sehat, seluruh fungsi psikologis Anda bekerja optimal. Anda merasa produktif, dan puas, dan ketika kembali ke rutinitas sehari-hari, Anda lebih dapat menikmati kehidupan.
ref: kompas.com