Pilihan Hidup, Tak Harus Menjadi Samson

Ketika si anak desa meninggalkan rumah mereka dan menginjakkan kaki di kota, tak seperti yang di bayangakan bahwa hidup semakin sulit dengan menjadi Samson di kampung orang.

Kalian bisa memanggilnya dengan sebutan Samson , atau apapun namanya untuk mereka yang bekerja sebagai buruh kasar di kota. Mereka, berjalan menyusuri kota mencari pekerjaan tanpa berbekal pendidikan, apalagi keahlian. Memikirkan hidup dikota akan menjadi mudah dan dikenal gaya di kampung mereka.
Kambing Di Kampung Sendiri, Banteng Di Negeri Orang

Begitu kata mereka, meninggalkan lahan pertanian karena sulit bertanam. Sebabnya bisa banyak hal, tapi yang pasti bahwa petani Indonesia sejak sepuluh tahun terakhir lebih sulit dibanding sebelum masa reformasi. Ini realitas sosial , jumlah lahan tidur bertambah dan petani meninggalkan lahan pertanian bahkan menjual lahan mereka, karena sekarang membutuhkan biaya besar dalam bercocok tanam.

Tujuan mereka hanya satu, merubah hidup dengan cara meninggalkan kampung halaman dan bergerak menuju kota. Seperti temanku yang pada akhirnya menjadi Samson di beberapa pembangunan perumahan dan bongkar muat di daerah industri. Latar belakang pendidikannya tak cukup mendukung untuk duduk dibelakang kursi di dalam ruang dingin. Pilihan itu hanya satu, dia tak memiliki pilihan lain selain menjadi seorang Samson .


Samson, pilihan terakhir bertahan hidup?

Ada berapa banyak Samson di negeri ini? Jumlah mereka semakin banyak seiring bertambahnya jumlah bangunan di kota. Dan kita tahu, bahwa beberapa tahun terakhir di negara ini jumlah bangunan permanen dan gedung pencakar langit terus berkembang. Semua itu menjadi daya tarik untuk Samson baru yang biasa memikul kayu bakar dan cangkul dipundaknya.

Ah, ... pekerjaan seperti ini memang bukan diperuntukan untuk masyarakat kota yang berlabel dan bergelar pendidikan, mereka tak akan mampu memikul beban di atas 50 kg setiap harinya. Kita bukan mencari siapa yang tak perduli atau siapa yang salah, ini hanya sebuah pilihan untuk bertahan hidup ditengah zaman yang sulit.


Samson, ... sosok pria kuat dan negeri kita lebih banyak menciptakan mereka dibanding memproduksi manusia pemikir. Dan Samson dari negeri ini juga dikenal beberapa negara tetangga.
Tak Semudah Membalikkan Telapak Tangan, Tapi Berusahalah ...

Begitu saranku pada sang Samson ketika mendengar istrinya mampu merubah pangan menjadi hidangan nikmat. Memberikan satu masukan agar hidup lebih baik dengan menggunakan pikiran, bukan dengan otot.Sampai kapan Samson mampu menjual energi? Setiap orang memiliki kelebihan, jikalau Samson lebih pintar berteman dengan cangkul, kenapa kita membiarkan mereka meninggalkan lahan pertanian ?

Aku hanya memberikan gambaran kepadanya, bahwa hidup di kota tanpa pendidikan dan keahlian akan lebih pahit dibanding mengangkat cangkul. Sebenarnya, sebagian besar mereka hanya membutuhkan dukungan moril dari siapapun, tak terkecuali pemerintah. Sama halnya dengan habitat, agar terus berjalan maka sebaiknya menjaga ketergantungan hidup satu sama lain.


Hidup ini seperti menonton film di bioskop, setiap orang memiliki tempat duduk masing-masing. Nyaman atau tidak, tergantung dari posisi dan cara dudukmu.