Hidup Menjadi Mudah dengan Menja­lankan Agama Allah


Sebagian besar manusia beranggapan bahwa agama menjadikan hidup mereka sulit dan mereka dibebani dengan kewajiban-kewajiban yang berat. Sesungguhnya ini meru­pakan anggapan sesat yang dibisikkan oleh Setan kepada manusia agar mereka ter­sesat. Sebagaimana telah disebutkan ter­dahulu, agama itu mudah. Allah menyata­kan bahwa Dia akan memberikan kemudahan kepada orang-orang beriman setelah mereka menghadapi kesulitan. Di samping itu, ajaran agama seperti bertawakal kepada Allah dan meyakini takdir juga dapat menghilangkan semua beban, kesulitan, dan penyebab pende­ritaan dan duka cita. Bagi seseorang yang hidup dengan agama Allah, tidak ada pende­rita­an, duka cita, atau putus asa. Dalam bebe­rapa ayat, Allah menjanjikan akan menolong orang-orang yang berserah diri kepada-Nya dan orang-orang yang membantu agama-Nya, dan akan memberikan kehidupan yang baik kepada mereka, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Tuhan kita, Yang tidak pernah mengingkari ucapan-Nya, menyatakan seba­gai berikut:
“Ketika orang-orang yang bertakwa ditanya, ‘Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhan­mu?’ Mereka menjawab, ‘Kebaikan.’ Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapatkan yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat itu lebih baik, dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertak­wa.” (Q.s. an-Nahl: 30).

Allah memberikan berita gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa Dia akan memberikan keberhasilan kepada orang-orang yang menjalankan agama-Nya:

“Adapun orang yang memberikan harta­nya (di jalan Allah) dan bertakwa, dan mem­benarkan adanya pahala yang terbaik, maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (Q.s. al-Lail: 5-7).

Sebagaimana yang diungkapkan oleh rahasia-rahasia ini, orang yang dengan ikhlas berpaling kepada agama Allah berarti telah memilih jalan yang benar sejak permulaan, jalan yang mudah yang akan membawa kepada keberhasilan, yang akan menda­tang­kan manfaat di dunia dan di akhirat. Dalam pada itu bagi orang-orang kafir, yang terjadi adalah sebaliknya. Orang-orang kafir semen­jak awal telah mengalami kehidupan yang penuh dengan duka cita, kesedihan, dan meng­alami kerugian, baik di dunia maupun di akhirat. Pada saat mereka memutuskan ber­ada dalam kekufuran, mereka telah meng­alami kerugian di dunia dan akhirat. Hal ini dinya­ta­kan dalam ayat-ayat sebagai berikut:

“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendus­takan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sulit.” (Q.s. al-Lail: 8-10).

Allah adalah Pemilik dan Pencipta segala sesuatu. Dengan demikian tentu saja sangat penting bagi seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon bantuan dan pertolongan-Nya agar Dia memberikan keku­atan. Orang yang menjadikan Allah sebagai penolongnya dan berserah diri sepenuhnya kepada-Nya, hidupnya di dunia dan akhirat akan dipenuhi rahmat dan karunia, dan tidak ada sesuatu pun yang dapat mencelakakan diri­nya. Ini merupakan fakta yang tidak dapat dipungkiri. Oleh sebab itu, setiap orang yang memahami kebenaran dan memiliki hati nurani tentu memahami rahasia-rahasia yang dijelaskan dalam al-Qur’an dan memilih jalan yang benar dan lurus. Jika orang-orang kafir tidak dapat memahami fakta-fakta yang sangat jelas ini, tentu saja hal ini juga meru­pakan rahasia tersendiri. Betapapun mereka sangat cerdas dan berpendidikan, akal mereka tidak mereka gunakan sehingga mereka tidak dapat memahami dan melihat fakta-fakta tersebut.