Aroma Sedap Ikan Bakar Daun Pisang

Metrogaya-Kekayaan alam nusantara membuat banyak ide baru terlahir untuk mengolah makanan. Seperti ikan bakar yang selalu dijumpai di berbagai kota di negeri ini. Namun, cara penyajiannya berbeda. Choir 
Zulfaid Dhata, 38, memilih daun pisang untuk mempertahankan aroma sedap ikan bakar buatannya.



Warung ikan bakar segar daun pisang Cak Ir, demikian panggilan khas-nya, ada di Jl Raya Wiyung Gemol (depan perumahan Gunungsari Indah). Dinding warung dicat warna merah menyala, menempati halaman depan rumah warga.

Ada dua jenis ikan yang ditawarkan ke pembeli, ikan tawar dan ikan laut. Ikan tawar, misalnya gurami dan patin. Ikan laut, antara lain, kakap, kerapu, baronang, dan bubara. Khusus untuk ikan gurami ada dua pilihan, mati atau hidup.

Usai dibersihkan isi perutnya, ikan gurami berukuran besar direndam dalam bumbu kuning selama semenit. Bumbu ini tidak pedas, jadi ‘aman’ jika dikonsumsi anak-anak. Bahannya berupa bumbu lengkap, termasuk kemiri, bawang putih, jeruk nipis, kunyit, dan jahe. Bumbu ini juga bermanfaat untuk mengurangi bau amis.

Untuk pelanggan dewasa, Cak Ir menyediakan bumbu oles pedas berbahan cabai besar dan kecil, tomat, saus tiram, dan saus inggris. Daun pisang dipilih, sebab belum ada warung menyajikan cara serupa di Surabaya. Aromanya pun jadi lebih khas, bau daun pisang terbakar terhirup saat ikan dibakar di atas arang. Daun pisang ini berfungsi menahan uap segar yang keluar begitu daging ikan mulai dibakar.

Pertama, ikan langsung dijapit dan dibakar di atas arang panas. Kemudian ditutupi daun pisang. “Bumbu rendam dan suhu panas makin meresap di daging ikan. Daun pisangnya juga nggak sampai kering, air yang keluar dari pori-pori daun masuk ke daging ikan,” jelasnya. Sehingga, daging ikan kian empuk dan tetap kenyal, tidak kering.

Setelah diolesi mentega dan bumbu pedas, ini tergantung selera pembeli, ikan ditutupi daun pisang lagi. Fungsinya untuk menahan bumbu olesan agar tak jatuh begitu saja di arang panas.

Setelah 10 menit, ikan bakar segar daun pisang ini pun disajikan. Cara mengolah ikan bakar ini agak berbeda dengan di restoran. Jika di restoran umumnya digoreng terlebih dulu, baru dibakar sebagai penambah aroma saja.

“Harga rata-rata semua ikan ini Rp 20.000 per porsi,” ucap Cak Ir. Itu belum termasuk nasi timbel yang dibungkus dengan daun pisang, Rp 2.000 per bungkus. Nasi putih ini juga beraroma sedap karena diberi daun pandan.

Ikan terasa mantap saat disantap dengan sambal berbahan parutan mangga, cabai, garam, dan terasi. Pilihan sambal lainnya adalah sambal colo-colo, tomat, terasi, cabe kecil, cabai besar, jahe, garam, dan buah mangga dipotong dadu.

Warung Delivery

Usaha pertama berupa warung tenda ikan panggangan yang dibeli dari kawasan Kenjeran pada Februari 2009. Asap hasil pembakaran mengepul, membuat pengguna jalan penasaran. Dari sana, banyak pembeli yang mulai berdatangan dan bertanya apa tak ada pilihan ikan bakar selain ikan panggang?

Warung ikan bakar segar daun pisang Cak Ir pertama dibuka di Jl Raya Wiyung Gemol. Namun, sekarang ada dua tempat lain yang dikelola adik Cak Ir di Jl Raya Setro 10A dan Jl Raya Tenggumung.

Cak Ir tak ingin mengecewakan pembeli yang tak bisa datang langsung ke tempatnya berjualan. Jadi, dia menyediakan layanan delivery. “Pembeli boleh pesan dan kami bisa mengantarkan langsung,” kata Choir.

Jika pembeli berada di sekitar Wiyung Gemol, tak dikenai ongkos antar. ”Meski hanya membeli satu atau dua ekor ikan, tetap akan dilayani,” tegasnya. Kecuali untuk area Surabaya tengah atau kota, pembeli minimal harus memesan lima ekor ikan baru dapat dilayani delivery.

(yc/suryaonline)