Listrik dari Sampah





Sampah bisa digolongkan menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik seperti plastik dan logam tidak dapat diolah dengan cara memanfaatkan aktivitas organisme hidup lainnya. Sehingga sampah anorganik juga disebut sebagai non-biodegradable waste. Beberapa jenis sampah yang termasuk organik atau biodegradable wasteadalah sisa makanan, tumbuhan, hewan, kertas, plastik jenis biodegradable, manure/kompos, dan sewage/liquid waste.

Untuk memperoleh teknologi pengolahan sampah yang optimum, maka pengetahuan akan karakteristik sampah merupakan hal yang sangat pokok. Selain logam dan plastik dapat didaur ulang, sampah padat dan cair juga perlu dipisahkan. Pada tahap inilah peran serta masyarakat sangat diperlukan. Ada banyak penduduk yang akhirnya menggantungkan hidup dari kegiatan daur ulang sampah (pemulung).

Energi sampah tidak termasuk kedalam kelompok energi terbarukan. Namun ini adalah energi yang tidak mungkin habis sepanjang masa. Bahkan cenderung meningkat dan menjadi masalah kehidupan modern. Sebelum sampah musnah dengan sendirinya maka akan menimbulkan polusi dan penyakit. Membakar sampah dan mengambil energi panasnya lebih menguntungkan dibandingkan membuangnya ke TPA yang memakan biaya pengangkutan yang tidak dapat dikatakan murah. Panas yang dihasilkan dari pembakaran sampah di kota dapat menghasilkan listrik yang cukup besar untuk kepentingan masyarakat.

Setiap hari kita tak dapat lepas dari sampah, karena kita membuangnya baik di rumah atau di kantor dan dimanapun kita berada. Tidak heran ketika akan menimbulkan pencemaran tanah, air dan udara.

Salah satu alternatif penanganan sampah dari pada dibakar percuma adalah dengan pembakaran sampah organik, walaupun harus dipilah sampah organik yang dapat hancur. Proses ini akan menghasilkan padatan berupa arang dan berupa cairan yang memiliki nilai kalor tinggi. Padatan dapat diproses lanjut menjadi briket bio arang dan menjadikan energi alternatif selain ikut memberikan kontribusi dalam mengurangi jumlah sampah yang ada.

Pembuatan energi alternatif dalam kondisi energi minyak menipis jumlah cadangannya, serta harganya merupakan langkah terobosan yang bermanfaat, baik dari segi pemanfaatan sampah juga sebagai upaya strategis melatih masyarakat menggunakan energi alternatif.Pada akhirnya menggunakan briket bermanfaat sebagai alternatif bahan bakar yang dapat mengurangi jumlah sampah dan mengurangi polusi karena menghasilkan asap cair ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi.

Dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

Sumber :