Jamur Tiram


Seperti hari minggu biasanya, setiap jam 10.00 WIB, saya telah duduk manis di depan Trans TV untuk menyaksikan koki paforit saya si Sexy Chef Farah Queen mendemokan kepiawaiannya dalam hal masak-memasak. Dalam liputan kali ini, Farah Queen mengajak pemirsa Trans TV jalan-jalan ke rumah jamur di daerah Lembang dan melihat proses budidaya jamur serta mencoba beberapa resep berbahan dasar jamur. Tumbuhan ini memiliki rasa yang gurih dan bisa diolah menjadi berbagai menu, bahkan oleh para vegetarian dijadikan sebagai makanan pengganti ayam karena memiliki kemiripan dalam rasa dan tekstur.

Harga di pasaran yang relatif tinggi dan pangsa pasar yang sudah jelas menjadikan budidaya jamur ini sebagai peluang bisnis yang sangat menarik, baik bagi profesional maupun bagi pemula seperti saya, mengingat proses budidaya yang relatif mudah. Di bawah ini dirincikan beberapa proses budidayanya step by step.


Langkah pertama dari setiap budidaya tanaman adalah pembibitan. Untuk menghasilkan bibit jamur tiram sebenarnya bisa dilakukan sendiri, namun mengingat proses ini cukup rumit dan membutuhkan keahlian khusus, maka untuk pemula saya sarankan agar membeli bibit ini di tempat pembibitan jamur yang telah banyak tersedia. Bila bibit jamur telah kita peroleh, kita melangkah ke tahap berikutnya, yaitu menyiapkan serbuk kayu gergajian albasia. Rendam selama 0-12 jam (bergantung pada spesies/strain serbuk kayu yang digunakan). tiriskan sampai tidak ada air, pada hari itu juga dengan mengunakan saringan kawat atau ayakan kawat. Langkah berikutnya adalah membuat subtrat/media tumbuh, pada hari itu juga. Tambahkan 5-15 % bekatul atau polar (bergantung pada spesies/strain yang digunakan), 2% kapur (CaCO3), 2% gypsum (CaSO4) dan air bersih, diaduk merata, kadar air substrat 65%, pH 7. Kemudian distribusikan kedalam baglog polipropilen pada hari itu juga. Padatkan dalam wadah tersebut, beri lubang bagian tengah, dipasang mulut cincin pralon, kemudian ditutup dengan kapas/kertas minyak. Sterilisasi/pasteurisasi, satu hari kemudian. Simpan dalam kamar uap atau kukus dalam drum dengan suhu media di dalam baglog 95-120 derajat C selama 1-3 kali 8 jam bergantung pada jumlah substrat yang akan di pasteurisasi. Langkah keenam, inokulasi substrat dengan spawn di ruang inokulasi. Setelah suhu baglog substrat turun sampai suhu kamar, inokulasikan bibit pada substrat dalam laminar flow. Bibit 10-15gr/kg substrat.

Langkah berikutnya, inkubasi baglog substrat (pertumbuhan miselium 15-30 hari). Rumah jamur/kubung/ruang inkubasi dijaga tetap kering dan bersih, suhu 22-28 derajat C tanpa cahaya. Buka cincin baglog substrat 7-15 hari kemudian. Cara membuka berbeda-beda, tergantung jenis jamur kayu yang digunakan. Kemudian baglog disusun di rak dalam rumah jamur (pertumbuhan jamur 10-15 hari kemudian, tumbuh pin head/bakal tumbuh buah). Bakal tumbuh buah tersebut disiram air bersih agar jamur tumbuh. Untuk jamur tiram, yang disiram rumah jamurnya. Untuk jamur kuping penyiraman langsung pada substrat sampai basah kuyup. Usahakn suhu rumah jamur 16-22 derajat C RH : 80-90 %.

Langkah terakhir panen. Panen dilakukan kurang dari 9 kali dalam waktu kurang dari 1,5 bulan tergantung cara pemeliharaan/penyiraman jamur dan kebersihan kubung. Atau sisa panen 2-5 kali seminggu. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam budidaya jamur tiram ini adalah masalah higienis, aplikasi bibit unggul, teknlogi produksi bibit (kultur murni, bibit induk, bibit sebar), teknologi produksi media tumbuh/substrat dan pemeliharaan serta cara panen jamur tiram.

Pengelolaan jamur tiram pasca panen terutama pemasaran dapat dilakukan dengan memasarkannya di pasar tradisional maupun pasar modern. Meskipun telah banyak jenis yang sama beredar di pasaran, namun dengan strategi marketing yang unik, misalkan dengan packing yang unik dan pemberian merk dagang akan membuat produk kita lebih menarik. Jamur tiram pun dapat dijual dalam bentuk olahan, seperti jamur krispi, mie jamur, bakso jamur ataupun steak jamur. Tentu sangat terbayang kelezatannya bukan ? (bukan…)
Mengingat begitu menariknya peluang ini, maka sekarang saatnya yang muda-mudi, yang bertani!